Sejak tahun 2016, kelompok teror di Suriah atau ISIS telah meninggalkan aplikasi Telegram untuk alat komunikasi mereka.
Pernyataan itu bahkan telah dituangkan oleh Bahrun Naim, warga negara Indonesia yang dipercaya menjadi perekrut angggota ISIS untuk wilayah Asia Tenggara lewat laman website-nya yang telah diblokir pemerintah pada tahun 2016.